Hidup di dunia ini adalah suatu kompetisi.
Yah……..setelah baca buku kok jadi pengin bagi2 ilmu sama teman-teman.
tentu saja dalam artikel ini yang saya mengajak teman teman untuk bercermin lagi dengan kehidupan shahabat Rasulullah saw – ummat terbaik yang pernah ada – di mana shahabat satu dalah kompetitor shahabat yang lain. Dan sebagai jurinya adalah manusia termulia yang pernah diciptakan Allah -Muhammad saw-
Dari sini teman-teman pasti sudah dapat menduga kompetisi apa di antara shahabat. PASTI, ya dapat dipastikan bukan urusan keduniaan semata. Mereka adalah umat terbaik SANGAT TIDAK MUNGKIN mereka berkompetisi untuk mendapatkan sesuatu YANG TIDAK LEBIH BERHARGA DARI SAYAP NYAMUK.
Tentu saja mereka berkompetisi untuk AKHIRAT mereka.
Mereka berkompetisi IBADAH SIAPA YANG TERBAIK.
Mereka berkompetisi AMAL SIAPA YANG TERMULIA.
Intinya mereka berkompetisi untuk MENCARI RIDHA ALLAH SWT.
Di antara mereka selalu berusaha untuk lebih baik dari saudaranya. Jika mereka tahu ada amal salah satu shahabat mereka mendapat ‘predikat A’ dari Rasulullah, mereka akan berusaha untuk mengunggulinya.
Baiklah, kita ambil contoh salah satu shahabat terbaik di sisi Rasulullah. Beliau adalah Al-Faruq -Umar Al Khaththab ra-.
Umar selalu menganggap Abu Bakar sebagai rekan kompetisinya. Ia selalu berusaha untuk lebih lebih dan lebih dari Asy Syiddiq. Sagat besar ambisinya untuk mengungguli Abu Bakar dalam amal dan pengorbanan.
Dikisahkan ada seorang wanita tua yang menolak jaminan kebutuhan hidup darinya. Wanita itu mengatakan “Sudah ada yang menjamin kebutuhanku…”. Sang Pembeda ini akhirnya melakukan pengintaian. Dalam pengintaiannya ia melihat sosok kurus shahabatnya -Abu Bakar Ash Shiddiq- mengendap memikul karung berisi kebutuhan hidup untuk si nenek.
Teman-teman mungkin masih ingat, dalam perang Tabuk. Seruan jihad harta disambut dengan segera oleh Umar ra.
Saat Rasulullah bertanya berapa yang ia tinggalkan untuk keluarga. Umar mengatakan dengan bangga, “Sebanyak yang aku serahkan pada Allah dan Rasul-Nya”. (=setengah dari seluruh hartanya)
-mungkin saat itu Umar berfikir, kali ini aku akan mengalahkanmu ya Abu Bakar, he he he maaf ini cuma tambahandari saya saja-
Tapi betapa tercengang ia saat pertanyaan yang sama diajukan kepada Abu Bakar. Dengan tenang Ash Shiddiq menjawab, “Cukuplah Allah dan RasulNya yang aku tinggalkan untuk keluargaku.” (=seluruh hartanya ia jihadkan, subhanallah)
Akhirnya dengan menjadikan Abu Bakar sebagai kompetitor amal memang MENGHARUSKAN Umar berguman, “Mulai hari ini aku sadar, tampaknya aku tak akan pernah bisa mengalahkan Abu Bakar.”
Hmmm…….subhanallah, sangat indah kehidupan para shahabat terdahulu.
BAGAIMANA DENGAN KITA? (KITA= SAYA DAN TEMAN-TEMAN)
dalam kompetisi ini KITA DIPERBOLEHKAN untuk iri hati.
“Tidak ada iri hati kecuali dalam dua perkara. (Yaitu) orang yang diberi harta oleh Allah lalu dia belanjakan pada sasaran yang benar. Dan orang yang dikaruniai ilmu dan kebijaksanaan lalu dia mengamalkan dan mengajarkannya.” (HR Bukhari)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar